BN Online, Makassar–Walikota Makassar Ramdhani Pomanto yang akrab disapa DP mengharapkan setiap imam masjid mampu mengantar makmun khusyuk dalam setiap shalatnya saat berjamaah.
“Imam itu sesungguhnya bukan orang biasa, tapi memiliki kemampuan untuk memimpin shalat setiap waktu di masjid. Dia memiliki kemampuan khusus mengantarkan jamaahnya khusyuk,” pinta DP saat memberi sambutan sebelum membuka resmi kegiatan pembekalan imam masjid dan muballig se Kota Makassar yang digelar Pengurus Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Makassar, Rabu (7/4/2021), di Rumah Pribadi Walikota Jalan Amrullah Makassar.
Menurut Danny Pomanto, salah satu jalan yang dapat mengantar jamaah khusyuk dalam shalatnya adalah jika imam mampu membaca secara fasih dan menghayati dan memahami ayat-ayat yang dibacakan dengan suara yang menyentuh hati.
“Sebaiknya yang menjadi imam masjid begitu takbiratul ihram hati makmun langsung terbuka dan husyuk mengingat Allah SWT. Bukan justru pikirannya kemana-mana dan bahkan stress mendengar bacaan imamnya,” ungkap Danny serius.
Jika imam dan jamaah yang dipimpinnya lanjut Danny, sudah terbuka hatinya maka doa apapun yang dipanjatkan Kepada Allah SWT akan terkabulkan, terutama untuk keselamatan kita di dunia terlebih di akhirat nanti.
Dalam acara pembekalan imam masjid yang diikuti sekitar 75 peserta utusan dari berbagai masjid di Makassar hadir Dr. KH Muammar Bakri Kadir, MA (Imam besar Masjid Al Markaz Al Islam Jenderal Jusuf), Dr. H. Anis Kama (Ketua Baznas Mks), dan Dr. H. M. Arsyad Ambo Tuo, M.Ag.
Dr. KH Muammar Bakri dalam uraiannya mengatakan, jika merunut pada Mazhab Imam Malik bahwa orang yang bisa jadi Imam adalah mereka yang mendapat pengakuan negara, apakah dia seorang kepala negara, presiden, gubernur, walikota, bahkan camat dan lurah itu harus mampu jadi iman shalat jamaah di masjid.
“Jadi berdasarkan Mazhab Maliki seorang yang diangkat pemimpin semacam presiden, gubernur, walikota, bahkan anggota dewan harus mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, dan harus mampu menjadi imam di masjid,” ungkap Dekan Fakultas Syariah UIN Alauddin Makassar.
Hanya saja di Indonesia lanjutnya, umumnya mengikuti Mazhab Syafi’i yang mensyaratkan orang yang paling pantas jadi imam adalah apabila memiliki kemampuan bacaan Al Qur’an yang baik dan benar, serta mampu memahami fiqhi shalat dan imam (**)