Jaga Stabilitas Inflasi, TPID Gelar High Level Meeting dengan Pemprov Sulsel

  • Bagikan

BN Online, Jeneponto–Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan High level Meeting (HLM) Kabupaten Jeneponto tahun 2021 di ruang Pola Panrannuanta Kantor Bupati Jeneponto, Senin (3/4/2021).
Adapun tema diangkat dalam acara tersebut yakni stabilitas harga dan ketersediaan stok komoditas pokok menjelang hari raya idul fitri 1442 H,
Acara dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan, kepala biro perekonomian dan administrasi pembangunan Provinsi Sulsel Dr. Since Erna Lamba Sp.,Mp,
Bupati Drs. H. Iksan Iskandar M.Si didampingi oleh Wakil bupati H. Paris Yasir SE, Kadis Kominfo, Kadis PUPR, Kadis Ketahanan Pangan, Kadis Pertanian, Kadis Perikanan dan Kabag, Camat, Lurah se-kabupaten Jeneponto serta forkopimda
Ketua tim pengendali inflasi daerah(TPID) melaporkan hasil pemantauan pasar dibeberapa kecamatan serta pasar karisa pada 26 april dengan ketersediaan dan harga pangan yang cenderung stabil.
“Sebagaian besar komoditas tidak mengalami kenaikan atau cenderung stabil kecuali telur ayam yang sedikit mengalami kenaikan harga,” ujarnya.
Bupati Iksan Iskandar dalam sambutannya mengapresiasi penyelenggaraan acara High Level Meeting TPID sebagai upaya menjawab tantangan internal dan tantangan eksternal daerah dalam menjaga stabilitas inflasi.
“Saya meminta tim pengendali inflasi daerah (TPID) agar menyusun strategi dalam menjaga stabilitas inflasi,” tegas Iksan.
Selain itu, Iksan Iskandar juga berharap adanya sumbangan pemikiran Bank Indonesia (BI) berkaitan dengan pendekatan teknologi dalam menunjang produktivitas petani garam jeneponto.
“Kami minta perhatian dan bantuan Bank Indonesia (BI) melalui pendekatan teknologi sehingga produktivitas petani garam di Jeneponto dapat meningkat,” harap Iksan.
Sementara itu kepala biro perekonomian dan administrasi pembangunan provinsi Sulsel Since Erna Lamba menyampaikan bahwa perlunya koordinasi bersama pelaku usaha untuk mengatasi keterlambatan, kekurangan stok, penyimpangan atau penimbunan serta meminimalisir gangguan distribusi pasokan bahan kebutuhan pokok.
“Ini perlu pengawasan barang yang beredar agar masyarakat terhindar dari barang kadaluwarsa, selundupan, barang yang tidak aman dikonsumsi atau digunakan,” terang Since.
Ia juga mendorong pelaksanaan operasi pasar murah (OPM) khusus beras dengan menggunakan subsidi pemerintah, meningkatkan kerjasama perdagangan antar daerah, terutama untuk komoditas-komoditas penyumbang inflasi.
“Untuk menghindari kelangkaan dan lonjakan harga, kita bisa melakukan kerja sama perdagangan antar daerah, misalnya telur bisa bekerjasama dengan kabupaten Sidrap,” sebut Since.
Since Erna Lamba menambahkan bahwa keberhasilan dalam menjaga inflasi dapat ditunjang dengan adanya strategi kerjasama dari seluruh OPD terkait, dengan begitu harga-harga kebutuhan bahan pangan akan relatif stabil dan ketersediaannya lebih dari tercukupi.
“Ada tiga strategi yang harus dilakukan dalam stabilitas inflasi yakni menjaga ketersediaan pangan, menjaga stabilitas harga, menjaga distribusi serta membangun komunikasi efektif antar OPD dan stakeholder,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bank Indonesia perwakilan Sulawesi selatan menyebutkan inflasi di Sulawesi Selatan cenderung stabil dengan kisaran 2,24%.
“Inflasi itu tekanan darah kalau terlalu tinggi akan berbahaya begitupun sebaliknya, maka idealnya stabil saja,” sebutnya.
Acara dilanjutkan dengan diskusi antara Pemerintah Daerah dengan pihak Bank Indonesia perwakilan Sulawesi selatan tentang penanggulangan inflasi daerah.
Iskandar/Syafar
 
 
 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *