SUARAGMBI, GOWA–Dialog Budaya yang menghadirkan 14 Lembaga, Komunitas, Pemerhati hingga pelaku budaya sukses digelar di perpustakaan Sejarah Batu Tallua’, Kelurahan Katangka Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Sabtu 18 September 2021.
Dialog yang melibatkan Lembaga Kajian Sejarah dan Budaya Sulsel, Ikatan Pemuda Batu Tallua (IPBT), Laskar Gowa Bersejarah (Lagober), Religius Sosial Community (RSC), Patonro Community, Lembaga Karaeng Gantarang, Lembaga Karaeng Pattalassang, Pemerhati Adat Pusaka dan Kebudayaan Makassar (Pusaka), Pa’sereta Monta Bassi Sulawesi Selatan, Suku Makassar Internasional II, Koalisi Pemuda Masyarakat Pecinta Adat Sejarah dan Budaya (KPMPASB), Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan (HIMJIP), Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah se Indonesia (IKAHIMSIH) Wilayah VII, dan Daya Desa.
Kegiatan yang dihadiri Asmin Amin (Budayawan Sulsel), Faisal Tenri Baru Manggabarani (Keturunan Arung Matowaya Wajo), Andi Sonny Manggabarani Petta Nyonri Karaengta Tinggi Mae, dan Andi Patarai sebagai narasumber dan Arif Wangsa Dg Nai sebagai Moderator.
Arif Wangsa Dg Nai yang juga ketua Lembaga Kajian Sejarah dan Budaya Sulsel, menuturkan Kegitan dengan tema “Peran Pemerhati Dalam Pelestarian Budaya” sebagai bentuk perhatian dalam pelestarian budaya yang sudah mulai pudar.
“Berkembang zaman yang begitu pesat membuat generasi semakin buta dengan budaya dan sejarah, sehingga, sangat dibutuhkan persatuan para Komunitas, Pemerhati maupun lembaga untuk bersama sama melestarikan warisan nenek moyang sebagai imperium kebesaran Gowa dimasa Lampau,” salutnya.
Sementara itu Asmin Amin yang juga mantan Anggota DPR RI sangat mengapresiasi kegiatan yang dirangkai dengan nuansa budaya, apalagi Pelestarian budaya di Katangka melibatkan generasi muda.
” Saya merasa bangga melihat adik adik Katangka yang terlibat dalam pelestarian Budaya, mereka ini adalah aset sehingga harus diapresiasi oleh pemerintah,” salutnya.
Diketahui Perpustakaan Sejarah Batu Tallua’ Katangka, adalah Situs bersejarah yang berumur Ratusan Tahun, yang mempertemukan Raja Gowa, Raja Luwu dan Raja Bone pada tahun 1611, ditempat inilah para Raja Celebes bertemu dan mengikrarkan keberadaan Islam yang akan di tanah Celebes (Sulawesi).
Selain sambutan Tari 4 Etnis, dan Tari Mepedendang, Kegiatan ini juga diiringi dengan puisi Makassar ku’ sebagai pengantar dalam Dialog Budaya.(**)