KFW Review Mission Dan BPDASHL Jeneberang Saddang Bersama PLTA Bakaru Bahas Rencana Skema PES

  • Bagikan

SUARA GMBI | MAKASSAR – KFW Review Mission dan BPDASHL Jeneberang Saddan melakukan diskusi bersama PLTA Bakaru membahas mengenai Rencana Implementasi Rehabilitasi DAS Mamasa Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Erosi/Sedimentasi di PLTA Bakaru dan Kolaborasi Rencana Pelaksanaan Skema PES (Payment For Environmental Services). Senin 20 Juni 2022.

Pelaksanaan diskusi dengan berbagai pihak terkait yakni Direktorat Rehabilitasi Hutan, Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang, Kepala BBKSDA Sulawesi Selatan, dan General Manager PT PLN (persero) Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi guna membahas permasalahan erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Mamasa berlokasi di kantor PLTA Bakaru Kabupaten Pinrang. Diskusi ini bagian dari pelaksanaan kegiatan Forest Program IV yang pendanaannya merupakan hibah dari pemerintah Jerman yang disalurkan melalui KfW. Dimana salah satu targetnya yakni untuk mengurangi tingkat erosi dan sedimentasi di DAS Mamasa yang berdampak pada PLTA Bakaru.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang yang mejelaskan mengenai berbagai upaya yang telah dilakukan salah satunya melalui pendekatan lingkungan hidup dan kehutanan yang merupakan bagian dalam pelaksanaan kegiatan FP IV salah satunya kegiatan agroforestry dan skema PES (Payment for Environmental Services). Pola agroforestry perlu diterapkan pada hulu DAS dengan mengkombinasi tanaman kayu dan tanaman musiman untuk meminimalisir terjadinya erosi dan sedimentasi. Selain itu potensi HHBK sangat berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi.

 

Pihak PLTA Bakaru juga menjelaskan bahwa Sub DAS Mamasa mulai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sedimentasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan antara lain untuk pertanian, perkebunan, perumahan, dan pembukaan jalan yang tidak berbasis konservasi tanah dan air sehingga laju penambahan sedimen di PLTA Bakaru sebesar 700.000 m3 per tahunnya.

Kegiatan ini pula dihadiri oleh perwakilan dari KfW Jerman yakni Sebastian yang menjelaskan bahwa tujuan dari KfW Mission untuk melihat dan memonitor pelaksanaan kegiatan dilapangan. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PLTA Bakaru sudah sejalan dengan KfW. Penyusunan baseline data untuk modeling erosi dan sedimentasi di DAS Mamasa. Pembangunan KTA untuk menahan sedimentasi ke sungai ditergetkan 175 unit. PLN dapat memfasilitasi KTA dalam pengimplementasiannya ke masyarakat. Pembangunan model ini diharapkan mampu meningkatkan imbal jasa lingkungan atau Payment Environment Services (PES).

Salah satu usaha untuk mendukung pemulihan DTA Bakaru dari segi ekonomi dan ekologi yaitu menerapkan imbal jasa lingkungan atau Payment Environment Services (PES). PES (Payment for Environmental Services)/Pembayaran Terhadap Jasa Lingkungan: prinsip dasarnya adalah masyarakat yang pada posisi sebagai penyedia jasa lingkungan harus menerima kompensasi penyedia jasa lingkungan, dan bahwa mereka yang mendapatkan manfaat dari jasa lingkungan harus membayarkan jasa ini kepada mereka yang menyediakannya, mengambil gagasan terhadap benefit yang ada.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *