SUARAGMBI.CO.ID | GOWA –Upacara pembukaan pengerjaan pemeliharaan waduk Bili-Bili Sungai Jeneberang dan Sungai Pampang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang bersama TNI di jajaran Kodam XIV/Hasanuddin pada Jumat (26/8/2022) di kawasan wisata Jungle Camp Bili-Bili, Jalan Malino, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Bertindak selaku inspektur upacara adalah Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam (Aster Kasdam) XIV/Hasanuddin Kolonel Arh Wirawan Yanuartono, S.Sos., M.Sos.
Hadir langsung dalam giat ini Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Ir.Djaja Soekarno, M Eng, didampingi PPK OP III SDA, Asriani. Turut hadir Dandim 1409 Gowa, Letkol Infanteri Muhammad Isnaeni Natsir, Kadis Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Andi Tenri Tahri, Lurah Bontoparang, H Syahbandar serta unsur dari TNI/Polri dan pejabat teras di lingkup BBWS Pompengan Jeneberang.

Dalam amanatnya Kolonel Wirawan menyampaikan bahwa latar belakang pelaksanaan kegiatan ini karena adanya keinginan antara pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang dengan Kodam XIV/Hasanuddin untuk bersama-sama menjaga dan memelihara salah satu objek vital nasional.
“Kegiatan ini sebenarnya dilatar belakangi keinginan antara BBWS Pompengan Jeneberang dengan Kodam karena beberapa waktu terakhir ini dilihat bahwa perkembangan di lingkungan sekitar bendungan Bili-Bili yang tentunya memiliki nilai strategis sudah sampai kearah yang mulai muncul bibit-bibit yang mengkhawatirkan”, ungkap Kolonel Wirawan di awal amanatnya.
Lebih lanjut Kolonel Wirawan menyampaikan bahwa situasi seperti ini tidak bisa dibiarkan karena akan membawa dampak buruk bagi banyak orang.
“Kita ketahui bahwa bendungan Bili-Bili ini merupakan objek yang sangat vital terutama dalam pemanfaatan sumber daya air”, lanjut perwira tiga melati ini.

Hal yang menjadi sorotan tajam dari Kolonel Wirawan adalah maraknya penambangan ilegal yang sangat membahayakan dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah di kawasan bendungan Bili-Bili.
“Jangan karena alasan menyelamatkan perut beberapa ratus kepala keluarga tetapi menimbulkan potensi penghancuran jutaan orang di bawah sana”, tegas Kolonel Wirawan.
Menurutnya, saat ini Kodam XIV/Hasanuddin telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus dalam mengamankan aset negara di Bendungan Bili-Bili.
“Bahwa kegiatan hari ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa inilah kegiatan kolaborasi antara kementerian PUPR dengan Kodam XIV/Hasanuddin” lanjut Aster Kasdam.
Menurut Kolonel Wirawan aktivitas penambangan di area genangan tidak boleh terus dibiarkan, karena sangat berbahaya terhadap kondisi bangunan vital yang ada dalam area bendungan.

“Dua bangunan vital dari tiga yang pernah ada itu sudah rusak, duanya ini sudah hancur, kenapa? karena ditambang akhirnya jadi menggantung dan ambruk akhirnya ratusan milyar uang negara hilang karena ulah penambang itu, mereka para penambang ini tidak pernah memikirkan itu”, ungkap Kolonel Wirawan melanjutkan pidatonya.
Kolonel Wirawan melanjutkan, apabila cara pendekatan secara persuasif tidak diindahkan maka pihaknya akan mengambil langkah tegas
“Pendekatan secara persuasif, dinasehati tidak mau malah semakin meningkat, maka disini saya libatkan orang hukum, POM dan termasuk rekan rekan dari kepolisian”ujar Aster Kasdam.
Fungsi utama dari kodam ada dua yakni fungsi pelaksanaan pertempuran dan fungsi terotorial, sedangkan fungsi teritorial sendiri menjamin dukungan terhadap pelaksanaan pertempuran.
“Salah satunya ini, menciptakan ruang alat kondisi juang yang tangguh, ini adalah salah satu pemanfaatan ruang dan kondisi juang, didalamnya ada ekonomi, sosial budaya dan keamanan”, tegas Kolonel Wirawan.
Selain itu menurut Perwira tiga melati ini, bahwa pihaknya juga akan menertibkan semua bangunan liar yang tidak memiliki izin yang berdiri diarea kawasan bendungan Bili-Bili.

“Disini tentara berkepentingan memelihara objek vital seperti ini dalam rangka mendukung upaya pertahanan, jadi kalau ada oknum mau itu organisasi, perorangan atau badan yang berusaha menghalangi upaya pertahanan maka bisa dikategorikan sebagai musuh negara”, tegas Kolonel Wirawan.
“Kedepan akan kita pertegas lagi sampai kawasan ini terpelihara dan tidak lagi ada upaya-upaya perusakan lingkungan seperti ini”, sambung Kolonel Wirawan.
Sementara itu kepala BBWS Pompengan Jeneberang yang ditemui awak media selepas kegiatan ini menyampaikan bahwa, sinergitas antara kedua pihak sudah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi baru di tahun ini dengan melihat kondisi kawasan bendungan yang semakin memprihatinkan dan bisa menimbulkan dampak bencana bagi masyarakat luas maka lebih ditingkatkan lagi bentuk sinergitasnya.
“Bisa dilihat sendiri kan disini ada bangunan ada penambangan, ini harus diatur dan ditata dengan baik, ini semua bertujuan menjaga insfrakstruktur sumber daya air yang sudah kita bangun”, ucap Kepala Balai.
“Kedua adalah pengamanan aset, ini kan aset negara yang dibangun dari APBN, terus yang ketiga adalah penataan kawasan, karena apabila kita bisa tata dengan baik bisa membawa dampak positif bagi masyarakat itu sendiri” sambungnya.
Menurut Kabalai, untuk kedepan pihaknya juga akan melibatkan pemerintah daerah (pemda) dan pemerintah desa (pemdes) setempat dalam melakukan penataan dikawasan bendungan Bili-Bili.(*)