SUARAGMBI.CO.ID | MAKASSAR –Untuk lebih memperkuat sinergitas dengan TNI dalam rangka pemeliharaan Objek Vital Negara, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS Pomjen) melaksanakan sosialisasi pemeliharaan Objek Vital Negara bersama Kodam XIV/Hasanuddin bertempat di Aula BBWS Pompengan Jeneberang jalan sekolah guru perawat No 3, Karunrung Kecamatan Rappocini Kota Makassar, pada Kamis (8/9/2022).
Turut hadir pejabat utama di diantaranya Kepala Tata Usaha (KTU), Para Kepala Satuan Kerja (Kasatker) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta beberapa pejabat lain dilingkup BBWS Pompengan-Jeneberang,
Selain itu hadir juga para Pejabat Utama dalam Jajaran Kodam XIV/Hasanuddin, diantaranya pejabat Aster Kasdam XIV/Hasanuddin, Komandan POMDAM XIV/Hasanuddin, Komandan Batalyon Zipur/SMG, Komandan Kodim 1409/Gowa juga perwakilan dari Pemerintah Kota Makassar, dan Pemerintah Kabupaten Gowa diantaranya Direktur Operasional Perusda Kabupaten Gowa, dan Para Camat yang ada di Kabupaten Gowa.

Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Ir.Djaja Soekarno, M Eng dalam sambutan diwakili oleh Gunawan Suntoro, S.T., MDM., M.Eng. selaku Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Kabid PJPA) menyampaikan pentingnya menjaga keberadaan waduk Bili-Bili dan sungai Jeneberang.
“Sebagai objek vital negara, pengamanan aset sangat penting agar infrakstruktur yang terbangun dapat terjaga, untuk itu kerjasama ini untuk menjaga kelestarian fungsi sarana dan prasarana Sumber Daya Air (SDA) serta menjaga keamanan masyarakat dan mengembalikan fungsi sarana dan prasarana sungai Jeneberang, sungai Pampang dan waduk Bili-Bili”, ulas Gunawan Suntoro dalam Sambutannya.

Sementara Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr(Han) diwakili Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam (Aster Kasdam) XIV/Hasanuddin Kolonel Arh Wirawan Yanuartono, S.Sos., M.Sos., dalam sambutan menyampaikan bahwa kerjasama ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab TNI dalam menegakkan kedaulatan negara dalam wujud pemeliharaan infrastruktur, pengamanan aset negara dan pengamanan kawasan waduk Bili-Bili, sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang.
“Saat ini kondisi Waduk Bili-Bili perlu perhatian kita semua, bangunan liar berdiri bebas di sepanjang sisi waduk dan sungai jeneberang, saya sendiri heran kok bisa dibiarkan seperti itu”, imbuh Kolonel Wirawan dalam pemaparannya.
Hal lain yang menjadi sorotan dan masuk dalam skala prioritas dari kerjasama ini adalah penertiban tambang ilegal (ilegal mining) di dalam area waduk Bili-Bili.

Menurut Wirawan para penambang ilegal yang ada di Waduk Bili-Bili hanya memikirkan keuntungan buat diri dan kelompoknya sendiri tanpa pernah berfikir dampak kerusakan dan ancaman bahaya besar yang akan ditimbulkan dari aktivitas penambangan secara liar yang dilakukannya.
“Jutaan orang akan terkena dampaknya, begitu besar ancaman kerusakan yang akan ditimbulkan, penambangan ilegal mengakibatkan beberapa bangunan utama bendungan Bili-Bili ambruk, waduknya ditambang terus-terusan ada objek vital disana semakin lama semakin menggantung ya akhirnya ambruk”, ungkap Kolonel Wirawan.
Lebih lanjut Kolonel Wirawan menggambarkan bahwa keberadaan waduk Bili-Bili apabila dikelola secara profesional maka akan menjadi sumber pendapatan bagi daerah setempat dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dari waduk/bendungan itu sendiri misalnya penataan untuk wisata kuliner, wisata alam, dan jaring tangkap yang sesuai dengan zona yang telah ditetapkan.

Sementara itu salah seorang pejabat BBWS, Asriani yang menjabat sebagai PPK SDA OP III saat diwawancarai oleh awak media selepas kegiatan ini menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama dengan TNI tahun ini pihaknya akan fokus di dua tempat (daerah) yakni Sungai Pampang di Kota Makassar dan Waduk Bili-Bili dan Sungai Jeneberang yang ada di Kabupaten Gowa.
“Adapun program atau kegiatan yang akan kita laksanakan tahun ini tujuannya adalah pemeliharaan insfrakstruktur Sumber Daya Air (SDA), dimana kita tau bahwa waduk atau bendungan Bili-Bili ini adalah objek vital yang harus kita jaga bersama”, imbuh Bu Asri sapaan akrabnya.

(doc, by Rahmawati).
“Melalui kerjasama dengan TNI ini kita mencoba menata waduk Bili-Bili ini untuk kedepannya, dan untuk tahap pertama akan kita lakukan sosialisasi awal sambil nantinya dari pihak TNI akan melakukan pemasangan patok elevasi batas muka air banjir yaitu dielevasi seratus tiga (103) artinya itu adalah zona litoral yang tidak boleh ada aktivitas atau bangunan didalamnya kecuali yang memang sudah di izinkan”, sambung Asriani menjelaskan tujuan dari kerjasama tersebut.
Saat ditanya oleh awak media tentang luasan zona penataan dalam kerjasama ini, Asriani mengungkapkan bahwa untuk kedepan pihaknya akan melaksanakan secara bertahap.
“Mengingat keterbatasan kita, untuk tahun ini mungkin kita fokus dulu di area waduk Bili-Bili dan ada KD I dan KD II itu bangunan Konsolidasi Dam yang berada di hulu serta Insya Allah mungkin ada juga di bantaran sungai Jeneberang, mungkin ini perlu waktu makanya kita laksanakan secara bertahap”, ungkap Asriani menutup wawancaranya.(*)