Terapkan Program “Jagai Anakta” Disdik Gelar Kegiatan Anti Bullying di Lingkup SMP se Kota Makassar

  • Share

SUARAGMBI.CO.ID | MAKASSAR -Ekosistem sekolah yang baik dan kondusif dapat mendorong peserta didik mengembangkan potensi terbaiknya. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk peserta didik menimba ilmu. Tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tapi juga mempelajari cara bersosialisasi, pengembangan bakat dan minat serta mengembangkan karakter-karakter baik.

Selain itu sekolah merupakan tempat yang sebagian waktunya dihabiskan oleh anak-anak selain di rumah.

Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar Muhyiddin Mustakim saat membuka Kegiatan Anti Bullying di Sekolah Tingkat SMP Kota Makassar Tahun 2022.

Menurut, Muhyiddin peran guru adalah sebagai pengganti orang tua wajib memberikan pembelaan jika terdapat anak didik di sekolah menjadi korban bullying.

Nah, untuk mencegah terjadinya bullying pada anak di sekolah, peran sekolah dan guru sangat penting. Tentunya mencegah terjadinya luka dan trauma kepada anak-anak kita,” kata Muhyiddin, Kamis (7/10-2022).

Selain itu, Muhyiddin juga menyerukan program ‘Jagai Anakta’ yang telah dicetuskan oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto sebagai salah satu upaya menjaga anak-anak baik dilingkungan rumah maupun di sekolah.

“Pemkot Makassar punya program jagai anakta’. Program ini memberikan edukasi pada orang tua baik guru sebagai pengganti orang tua di sekolah, bagaimana menjadikan anak yang punya pribadi yang baik dan bermanfaat. Karena menjadi tugas kita bersama untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa,” ucapnya.

Muhyiddin juga memaparkan beberapa langkah dan peran yang harus diambil oleh guru untuk membantu mencegah tindakan bullying di sekolah.

Salah satunya kata Muhyiddin dengan menanggapi serius ketika ada persoalan atau masalah yang terjadi antara sesama murid di sekolah.

“Itulah kenapa seorang guru harus peka dengan muridnya. Jangan langsung menyalahkan tanpa mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Jika masalah yang terjadi ditangani dengan serius, tentunya anak yang menjadi korban akan merasa sedikit aman,” jelasnya.

Selanjutnya sebagai pengganti orang tua, guru harus menyelesaikan persoalan murid dengan baik dan tidak menyalahkan dan mengkritik tetapi memberitahukan mana yang benar dan salah.

“Guru mampu sediakan waktu untuk berkonsultasi, membantu anak untuk menunjukkan prestasi dan dan tentunya melibatkan orang tua anak,” pungkasnya. (*)

 

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *