Gabungan LSM Desak Polisi Selidiki Dugaan Mal Praktek di RS Wahidin Makassar

  • Share
Gabungan LSM Desak Polisi Selidiki Dugaan Mal Praktek di RS Wahidin Makassar

SUARA GMBI, Makassar – Sejumlah ormas yang tergabung dalam Aksi Kemanusiaan menggelar unjuk rasa di depan Mapolda Sulsel, pada kamis (9/11/2023).

Para pengunjuk rasa mendesak pihak Polda Sulsel mengusut tuntas kasus kematian pasien bernama Sutrisno yang meninggal usai menjalani operasi di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Peserta aksi yang tergabung dari Lsm Perak, Lsm Labraki dan dipimpin langsung Lsm Anti Korupsi Nasional Indonesia (Akor) menyampaikan 6 tuntutan.

1. Mendesak Pimpinan RSU Wahidin Sudirohusodo untuk bertanggung jawab atas kelalaian terhadap pasien

2 memberhentikan pekerjaan yang diduga malpraktik pada lingkunagn rumah sakiy

3. Copot Pimpinan dan dokter yang menangani pasien atas nama almarhum Sutrisno di RSU wahidin sudirohusodo makassar

4. Meminta pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan dapat mengevaluasi dokter yang ada di RSU wahidin Sudirohusodo tingkat kelayakan menangani operasi ringan dan berat

5. Menolak keras adanya dugaan malpraktik di RSU wahidin sudirohusodo

6. Meminta kepolisian tangkap dan adili dokter yang diduga melakukan malpraktik terhadap pasien sutrisno

Dalam aksi tersebut, pihak Polda Sulsel menerima perwakilan pendemo dan berjanji akan mengusut tuntas kasus dugaan mal praktek itu.

Baca juga : Breaking News: MKMK Berhentikan Ketua Mahkamah Konstitusi Terlapor Anwar Usman

Jadi mulanya kata keluarga korban, Surti (37) beberapa bulan yang lalu Almarhum Sutrisno mengalami sakit pada bagian dubur. Ia juga menyebut, jika korban mempunyai riwayat sakit jantung bawaan sejak lahir.

Menurutnya, almarhum mendapat telpon dari pihak Rumah Sakit untuk segera datang di RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan sempat menjalani operasi selama 3 kali, pada operasi pertama tidak satupun keluarga pasien dilibatkan untuk bertandatangan dalam bentuk persetujuan.

“Adik saya bercerita sebelum operasi bahwa dokter menyarankan operasi dan hanya operasi ringan dengan melalui paha, dan hal ini dibenarkan dokter saat ditanya langsung oleh salah satu keluarga,” ujar Surti pada wartawan.

Namun hal ini di luar dugaan, ternyata setelah operasi dokter mengatakan operasi gagal dalam pemasangan Alat pada jantung pasien.

“Keluarga kaget kenapa sampai gagal dan ada pemasangan alat padahal berbeda penyataan dokter sebelumnya bahkan kanapa sampai belah dada pasien dan keadaan koma (tidak sadar) hingga operasi berikutnya.” Bebernya.

Diakhir penjelasanya kepada awak media, keluarga sangat menyayangkan salah satu dokter mengatakan harus operasi kedua dan batas waktu berpikir untuk menyetujui hanya 15 menit kalau tidak, maka silakan ambil pasien dan bawa pulang dalam keadaan terpasang alat.” Ungkap Surti, menirukan ucapan dokter.

Sampai berita ini ditayangkan, pihak RS belum membalas konfirmasi awak media.

 

Editor: Kamsar, SE
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *