Suaragmbi.co.id – Pemenuhan HAM yang tidak seimbang pada sipil maupun pelaku perang, padahal HAM memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi yaitu tuhan.
HAM tidak perlu dibeli ataupun diwarisi karena HAM melekat pada diri manusia, maka dari itu berikanlah HAM pada militer, tentara, polisi ataupun Lembaga lain yang berperan dalam tragedi berupa HAM yaitu pemakaman yang layak.
Pemakaman yang layak terbagi menjadi dua HAM yaitu HAM pada korban tragedi dan HAM pada keluarga korban tragedi. Semua harus mendapatkan Hak Asasi Manusia berupa Dimakamkan dengan layak bagi korban tragedi sedangkan keluarga korban tragedi harus mendapatkan Hak Asasi Manusia berupa Memakamkan dengan layak.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,asal usul, status, ras, agama, etnik, ataupun pandangan politik dan HAM tidak boleh dilanggar,tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi ataupun melanggarnya.
Seseorang tetap memiliki HAM meskipun negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar HAM.
Maka saya ber opini HAM belum seimbang atau belum berjalan sebagaimana mestinya dengan dugaan terjadi nya kejadian mutilasi bagi salah satu korban yang sedang berada di tragedi wilayah timur Indonesia, diduga KKB OPM di papua memutilasi seorang anggota satgas brimob dengan sumber @folkshittmedia.
Jika benar dimutilasi maka telah terjadi pelanggaran HAM, bagaimana HAM bisa tercipta pada korban tragedi dan keluarga korban tragedi dengan mendapatkan pemakaman yang layak karena ada mutilasi, saya berharap negara maupun dunia lebih membuka mata dan pikiran atas segala pelanggaran HAM yang terjadi.
Demikian opini saya pada Hak Asasi Manusia Dalam Tragedi yang harus juga mendapatkan HAM yang tidak boleh dilanggar dengan mendapatkan pemakaman yang layak dengan apapun agama, jenis kelamin, asal usul, status, ras, etnik, ataupun pandangan politik.
-Muhamad Khatib-
Universitas Pamulang (PSDKU SERANG)
Fakultas Ilmu Hukum
01HKSE001
