SUARA GMBI, Makassar – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Andreas Bjelland Eriksen, melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Gunung Leuser, Sabtu, (1/6/2024).
Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam upaya konservasi serta pengurangan emisi gas rumah kaca, sambil memperlihatkan keindahan alam dan keanekaragaman hayati kawasan tersebut.
Baca juga: Walikota Danny Pomanto, Berpartisipasi dalam Mayoral Site Visit di World Cities Summit 2024, Singapura
Dalam kunjungan ini, Menteri LHK Siti Nurbaya memperkenalkan keindahan Bukit Lawang, bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, kepada Menteri Sri Mulyani dan Menteri Eriksen. Ketiga menteri berkesempatan untuk melihat langsung orangutan sumatera (Pongo abelii), salah satu satwa yang paling terkenal dan dilindungi di kawasan ini. Mereka menyaksikan dengan penuh kekaguman dua individu orangutan yang melompat dari dahan ke dahan di tengah pepohonan yang rimbun.
Baca juga: Breaking News: Peserta Makassar Half Marathon 2024, A Pallawagau Galigo, Meninggal Dunia
Setelah mengunjungi Bukit Lawang, rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi pemulihan ekosistem dengan pola Kemitraan Konservasi di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut. Di lokasi ini, rombongan meninjau area pembibitan mangrove serta melakukan penanaman mangrove sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, mereka juga melepasliarkan tutong laut, satwa liar yang dilindungi oleh undang-undang, ke habitat aslinya.
Kunjungan ini menegaskan komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menjaga kelestarian satwa liar dan lingkungan hidup demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Melalui kerja sama yang kuat dengan berbagai negara, termasuk Norwegia, Indonesia berharap dapat mencapai target Indonesia FOLU Net Sink 2030, sebuah inisiatif untuk menjadikan sektor kehutanan dan penggunaan lahan sebagai penyerap bersih emisi gas rumah kaca. (*)
