Suaragmbi.co.id | Serang – Aktivis LSM GMBI KSM Gunungsari temukan adanya dugaan pungli dalam program PTSL yang diduga tidak sesuai dengan aturan serta pembangunan rabat beton yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi.
Ketua LSM GMBI KSM Gunungsari, Rahmat, menjelaskan bahwa Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang digagas oleh Kementerian ATR/BPN bertujuan membantu masyarakat memperoleh sertifikat tanah dengan biaya yang ditetapkan sebesar 150.000 rupiah sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.
Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat banyak keluhan mengenai biaya yang jauh melebihi ketentuan tersebut. Seperti yang saat ini dialami oleh salah seorang berinisial “SF”, warga kampung bojong desa Kadu Agung, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, dirinya diduga dimintai sejumlah uang sebesar Rp. 400.000,- untuk pembuatan PTSL. “Ucap Rahmat
Selain masalah PTSL, Rahmat juga menuding bahwa pelaksanaan proyek pembangunan jalan beton di Kampung Leuwi Seeng desa Kadu Agung, yang menggunakan anggaran Dana Desa (ADD) atau APBDes tahun anggaran 2024 sebesar Rp 393.643.000. diduga tidak diawasi secara maksimal.
Pasalnya penggunaan plastik cor, diduga hanya dipasang di bagian pinggir dan penumpukan agregat di tengah, serta ketebalan beton yang bervariasi mulai dari 5 cm hingga 14 cm, ini menunjukkan adanya dugaan pengurangan kualitas beton dan kecurangan dalam spesifikasinya. “Ujarnya
Rahmat mendesak agar aparat penegak hukum dan pemerintah kabupaten Serang dapat segera turun tangan untuk menindak lanjuti masalah yang terjadi di desa Kadu Agung, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, Karena hal ini sangat merugikan masyarakat dan kami akan mengawal pelaksanaannya sampai diusut secara tuntas.
(Rz/red)
