Petani di Gowa Bersyukur Adanya Program Tata Guna Irigasi Skema PKT 2022 Oleh BBWS Pompengan Jeneberang

  • Share
Caption: Foto seorang petani yang tengah mengerjakan saluran irigasi di Desa Bone Kecamatan Bajeng, Gowa

SUARAGMBI.CO.ID | GOWA –
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang terus berupaya melanjutkan program kerja melalui belanja infrastruktur PUPR Tahun Anggaran 2022.

Beberapa program kerja Ditjen SDA melalui BBWS Pompengan Jeneberang direalisasikan dalam bentuk pembangunan perkuatan jaringan irigasi dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) 2022 di berbagai daerah (Kabupaten) yang ada di Sulawesi Selatan.

Salah satu pembangunan irigasi tersier yang pengerjaannya sudah memasuki tahap akhir (finishing) berlokasi di Dusun Ritaya Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

BACA JUGA: Program Tata Guna Irigasi Melalui Skema PKT 2022 Sangat Membantu Masyarakat Petani di Kabupaten Sidrap

Berdasarkan pantauan awak media Suara gmbi dilokasi, pembangunan saluran irigasi sepanjang lebih dari 300 Meter ini dikerjakan oleh masyarakat setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh bangunan.

Caption: Foto saluran irigasi yang telah selesai tahap pengerjaannya.(doc by Rahmawati).m

Salah seorang pekerja, Daeng Ruppa yang ditemui oleh awak media menyampaikan rasa syukurnya terhadap kegiatan pembangunan irigasi yang ada di Desanya.

BACA JUGA: BBWS Pompengan Jeneberang-TNI Kembali Sosialisasikan Kegiatan Pemeliharaan Objek Vital Negara Bendungan Bili-Bili dan Sungai Jeneberang

“Saya senang sekali dan berterima kasih kepada pemerintah karena tahun ini saluran air yang mengaliri sawah warga disini sudah dikerjakan,” Ucap Daeng Ruppa disela kesibukannya menyelesaikan tahap finishing pembangunan irigasi pada Minggu (2/10/2022) sore.

“Mudah-mudahan nanti ini sudah tidak kesusahan air lagi kalau musim tanam padi, karena dulu-dulunya biasanya disini paling susah air, petani disini biasanya hanya memakai pompa kalau mau tanam padi, ini mudah-mudahan lancarmi air biar tidak banyak pengeluaran biaya lagi,” sambungnya pada awak media.

Menurut Daeng Ruppa, warga yang ikut serta dalam pembangunan irigasi ini mayoritas petani yang ada di Desa setempat. Mereka merasa gembira karena selain mendapatkan upah sekaligus mereka terbantu karena mendapatkan pasokan air untuk irigasi yang mengairi persawahan mereka.

Dari pantauan awak media diperkirakan luas hamparan persawahan didaerah ini mencapai lebih dari 20 hektar dengan jenis tanaman padi dan palawija.(*)

 

 

 

  • Share